Newest Post
// Posted by :Maulina Yasin
// On :Rabu, 31 Oktober 2018
BAB II
PENGEMBANGAN IDE TOPIK KERJA PROYEK
2.1. Identifikasi Projek
Biasanya untuk tahapann ini diperlukan ‘Penilaian Kebutuhan’ untuk mengetahui apa saja kebutuhan masyarakat dan siapa saja yang terpengaruh. ‘Penilaian Kebutuhan’ ditindak lanjuti dengan ‘Penilaian Kapasitas’ untuk mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki oleh masyarakat tersebut yang dapat digunakan untuk menangulangi masalah yang ada.
Langkah langkah dalam mengidentifikasi proyek:
1. Menentukan cakupan proyek langkah untuk mengembangkan sebuah rencana proyek (produk or jasa untuk pelangan) Menggunakan daftar cakupan proyek:. Sasaran proyek DeliverabelMilestone Persyaratan teknis Batasan dan perkecualian Tinjauan ulang dengan pelanggan
2. Menetapkan prioritas proyek kualitas dan sukses sebuah proyek umumnya ditentukan jika proyek memenuhi dan atau melebihi harapan pelanggan dan atau manajer puncak dalam hal biaya (anggaran), waktu (jadwal) dan kinerja (cakupan) proyek. a. batasan kriteria b. peningkaan kriteria c. kriteria yg diterima
3. Membuat WBS (Work Breakdown Structure) sekali cakupan dan deliverable telah dikenali, pekerjaan proyek dapat dibagi menjadi elemen-elemen pekerjaan yg lebih kecil. (peta proyek)
a. pengelompokan WBS
b. bagaimana WBS membantu manajer proyek - membantu membuat rencana, jadwal, dan anggaran. - memberi suatu kerangka untuk menelusuri biaya dan kinerja. - menentukan saluran-saluran komunikasi dan membantu pemahaman dan koordinasi banyak bagian dari proyek.
c. mengembangkan WBS Untuk mengkaji ulang WBS Menentukan pekerjaan (apa)Mengidentifikasi waktu untuk menyelesaikan sebuah paket kerja (berapa lama)Mengidentifikasi anggaran time phased untuk menyelesaikan sebuah paket kerja (biaya)Mengidentifikasi sumber daya yg diperlukan untuk menyelesaikan sebuah paket kerja (berapa banyak)Mengidentifikasi satu orang yg bertanggungjawab untuk unit-unit kerja (siapa)Mengidentifikasi titik-titik monitoring untuk mengukur kemajuan
4. Mengintegrasikan WBS dan Organisasi Bagian integral dari WBS adalah menentukan unit-unit organisasi yg bertanggungjawab melakukan pekerjaan. Dalam praktik, hasil akhir dari proses tersebut adalah organization breakdown structure (OBS) Tujuan OBS Menyediakan suatu kerangka untuk meringkas kinerja unit organisasi, mengidentifikasi unit organisasi yang bertanggung jawab untuk paket kerja dan mengikat unit organisasi kepada akun pengendalian biaya.
5. Pengodean WBS untuk Sistem Informasi Kode digunakan untuk menggambarkan tingkat dan elemen-elemen pada WBS, unsur-unsur organisasi, paket kerja, dan informasi anggaran dan biaya.Rollup proyekStruktur uraian prosesMatriks tanggung jawab
2.2. Formulasi Proyek
Formulasi adalah bentuk penyederhanaan situasi nyata menjadi bentuk matematis, formulasi memiliki 5 tahap implementasi sebagai berikut :
Tahap I
Pengumpulan dan Analisis Keterangan Strategi, adalah tugas para eksekutif organisasi untuk dapat menilai kecenderungan-kecenderungan yang terjadi pada saat ini dan yang akan datang.
Tahap II
Formulasi Strategi. Tim ini pulalah harus memeriksa beberapa masa depan alternatif dan menyeleksinya serta menciptakan profil atau visi strategis. Kekuatan formulasi sangat tergantung pada kekuatan proses yang dilalui atau yang dialami oleh tim dalam membuat keputusan.
Tahap III
Perencanaan Proyek Induk Strategi. Dengan menggunakan metode management proyek yang canggih dan benar dimana rencana disusun, dijelaskan, diprioritaskan, ditahap-tahapkan, dijadwalkan, disumberdayakan dan diimplementasikan serta dipantau (diawasi), maka proyek-proyek tersebut dapat dioptimalkan.
Tahap IV
Implementasi Strategi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan (implementasi) yang mana kualitas suatu proyek sangat diharuskan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem komunikasi yang handal, cepat dan akurat yang dimulai dari tingkat rendah (lower management) hingga ke tingkat yang tinggi (top management).
Tahap V
Pemantauan, Peninjauan dan Pembaharuan Strategi. Di tahap ini dibutuhkan indikator internal (kemajuan di bidang tujuan dan langkah strategis, kemajuan proyek) maupun indikator eksternal (validitas asumsi dasar yang menjadi penciptaan visi).
2.3. Mind Mapping
Mind Map adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh. Secara lengkap Mind Map dapat digunakan untuk :
a. Menyimpan informasi
b. Mengorganisasikan informasi
c. Membuat prioritas
d. Belajar memahami informasi dalam konteksnya
e. Melakukan review atas sebuah materi pembelajaran
f. Mengingat informasi secara lengkap
Beberapa manfaat metode pencatatan menggunakan Mind mapping, antara lain:
a. Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
- Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
- Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
- Lebih mudah dipahami dan diingat.
- Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
- Masing-masing Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
- Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. (Hari, 2016).
Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian.
Kelebihan dan Kekurangan mind mapping
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :
- Cara ini cepat
- Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda
- Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
- Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Kekurangan model pembelajaran mind mapping:
- Hanya siswa yang aktif yang terlibat
- Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
- Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan